Minggu, 01 Oktober 2017

ikhtiar



10 oktober 2017 ini, aku dan suami genap 2 tahun pernikahan.
hampir semua dokter kandungan di balikpapan udah dicoba dari dr. Rahmat spOG, dr. Bobby spOG, dr. Ida spOG, dr. Tengku spOG, dr. Bisma spOG, dan yang terakhir kita coba dr. Triseno spOG.
beda dokter, beda juga diagnosanya..
satu dokter bilang anovulasi, satu dokter bilang pcos, tapi dokter yang satunya bilang ga ada pcos, ntahlah yang mana yang dipercaya tapi obat yang di minum wow fantastis, sehari bisa konsumsi 7 obat.
sempet ga percaya aku kena pcos.. karena menurut hasil baca-baca review, pcos itu sangat keliatan tanda-tanda fisiknya. bertubuh besar, banyak tumbuh rambut di wajah atau tangan.
tapi ada dokter yang ngejelasin kl pcos itu salah satu faktornya adanya resistensi hormon insulin jadi sel telurnya ga mebesar. dan kalo udah soal hormon insulin, itu bisa kena ke wanita mana aja gak peduli tubuh yang besar atau kecil, berbulu halus apa gak. hmm..

Tiap bulan jalani terapi yang lumayan bikin ngilu lah ya. Lalu karena aku terapi hormon, jangan tanya deh naik turun emosinya kaya gimana. Kalau istilah akunya mah “fluktuatif sadis”. Mood bawaannya ngedrop mulu dan sering nangis sendirian tanpa sebab kalau malam-malam. Setelah semua terapi yang menguras fisik, emosi, dan isi dompet itu, harapan aku untuk hamil semakin tinggi dong. Tapi kenyataannya ternyata malah berseberangan sama harapan aku. Tiap bulan aku test pack dan hasilnya selalu negatif. ngadepin kondisi itu, gak bisa dipungkiri membuat mental aku ngedrop berkali-kali.


rasanya cape dan pengen nyerah.

diagnosa dokter yang beda-beda, obat yang diminum tiap hari selalu banyak, mood yang selalu nge swing, tabungan yang semakin menipis tapi tanpa hasil yang signifikan..

Ini berbeda dengan ketika aku pengen dapat nilai bagus di sekolah, aku bisa dapat dengan rajin belajar. Kalau aku mau menang lomba lari, aku bisa berusaha dengan berlatih keras setiap hari. Tapi punya anak? Kadang yang berusaha keras siapa, yang dapat malah orang yang tidak dalam keadaan ingin punya anak.


Aku mulai mengingat kembali, sebenarnya tujuan hidup aku buat apa sih? Ya aku pribadi sih jawabannya adalah, untuk beribadah pada Allah SWT; ini yang pertama.


Poin kedua : Iya, memang banyak orang yang bilang kalau anak itu sumber kebahagiaan. Tapi kalau misalnya aku gak punya anak, emang aku gak boleh bahagia? Ini hidup aku, dan aku ingin bahagia dengan atau tanpa anak. Aku gak mau hidup muram. Aku orang yang senang tertawa dan ingin begini terus.


Ketiga, aku coba buat melihat orang-orang terdekat aku. Emang ada ya yang mempermasalahkan aku buat punya anak atau nggak? Mulai dari suami, mama, Bapak, sampai mertua, gak pernah tuh sekalipun membahas kenapa aku belum hamil. Apalagi sampai menyalahkan aku. Jadi aku mulai memutuskan untuk terus berusaha, mencoba lebih bersyukur atas semua yang aku miliki. 


Aku memutuskan untuk bahagia dengan kehidupan yang telah Allah berikan sama aku. bersyukur, bersyukur, dan selalu bersyukur.selalu meyakini diri sendiri harus selalu istigfar dan bersyukur. Allah maha adil, Allah maha pemberi rezeki. rezeki kesehatan, ketenangan hidup, keluarga yang sayang, sahabat yang baik, materi yang berkecukupan. semua itu sudah lebih dari cukup, Alhamdulillah..


Bismillah ya Allah, selalu berdoa dan ikhtiar. insha Allah...







Tidak ada komentar:

Posting Komentar